Setelah adanya pernikahan kelak semua orang akan menjadi orang tua, diharapkan bisa amanah menjaga keutuhan rumah tangga. Orang tua menjadi pemimpin dalam rumah tangga terutama ayah itu bukanlah pilihan. Maka Allah sendiri yang memilih dan melantiknya, Siapakah Orangnya?. Arrijalu qowwamuna 'alannisa (laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita). Maka sudah sepantasnya kaum laki-laki memikul amanah menjadi ayah yang memimpin rumah tangga.
Namun bagaimana kondisi yang terjadi pada saat ini?
Para orang tua terutama Ayah sibuk dengan kerjaanya, sehingga lupa perannya memimpin rumah tangga. Diluar sana mereka sukses menjadi pejabat, pengusaha dan sebagainya tetapi kehilangan hakekat pemimpin yang membahagiakan bersama keluarga. Hambar tidak ada keharmonisan di dalamnya.
Padahal jika menilik sejarah, kisah keharmonisan, kemesraan, dan kebahagiaan keluarga para Nabi maupun Rasul bisa kita jadikan suri tauladan.
Seperti kisah Nabi yakub salah satu contohnya, beliau mempunyai anak laki-laki 12 orang termasuk jumlah yang cukup banyak. Namun Beliau cukup hafal dengan bau keringat putranya, Yusuf. Bagaimana dengan kita?
Sungguh Allah menitipkan kepemimpinan tidak dari sekolah atau lembaga, namun justru wasiat tersebut berasal dari rumah, dalam doa yang dipanjatkan setiap harinya, "Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri yang shalih, dan anugerahkanlah kepada kami anak-anak yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi kaum yang bertakwa".
Menjadi pemimpin yang amanah itu memang sulit, berbagai macam masalah dan cobaan dalam hidup pasti ada. Supaya menjadi kuat maka harus bertawakal, berpasrah diri pada Allah dengan penuh keyakinan, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya orang yang paling kuat diantaramu ialah orang yang paling kuat tawakkalnya."
Kepada Orang tua marilah bertawakkal kepada Allah SWT pasrahkan dengan penuh keyakinan agar menjadi orang tua yang amanah menuju kebahagiaan yang hakiki.